Teknik Sederhana Budidaya Tanaman Terong

Prospek dalam budidaya tanaman terong cukup sangat baik dan sudah banyak petani yang mengusahakannya namun hasil rata-rata masih rendah. Hal ini disebabkan karena Teknik budidaya yang belum optimal.

Tanaman terong dalam bahasa latin Solanum melongena merupakan tanaman sayuran yang dapat hidup sampai 1 tahun dalam sekali tanam. Tinggi tanaman terong dapat mencapai 160 cm di tanah yang subur.

Terdapat banyak sekali ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti terong gelatik, terong kopek, terong bogor, hingga terong impor seperti terong Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang berwarna putih, hijau hingga ungu. Bentuknya juga beragam ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.

Syarat tumbuh tanaman terong yakni : beriklim tropis, didataran rendah hingga tinggi mencapai  1200 m dpl. Tanah yang ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung, lempung berpasir, berhumus yang mengandung cukup kandungan unsur hara. Tata laksana air yang baik, Ph tanah antara  5,6 - 7. Suhu optimal pertumbuhan antara 25 - 30 derajat celcius.

Teknis Budidaya Terong

1. Persiapan Lahan

Tanah digemburkan dengan di cangkul/di bajak sedalam 20-30 cm. Sebelumnya campurkan pupuk kandang dari kotoran ayam dengan menggunakan trichoderma sp. Fungsi dari Trichoderma sp sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil. Trichoderma sp ditambahkan 100 gram ke dalam 20-50 kg pupuk kandang ayam. Kemudian tebarkan kotoran ayam yang telah di campur Trichoderma sp sebanyak 5 ton/ha, kemudian dibuat bedengan dengan tinggi 25 cm – 30 cm, lebar  bedengan  85 cm – 95 cm, jarak bedengan  50 cm–60 cm.

Permukaan bedengan dibuat melengkung  agar mulsa dapat menutupi bedengan dengan rapat. Kemudian pasang mulsa pada bedengan  dengan ukuran  110 cm – 120 cm. Mulsa berfungsi untuk menjaga kelembaban tanah, mengendalikan pertumbuhan gulma, mengurangi resiko terhadap hama dan penyakit memantulkan cahaya matahari ke buah/tanaman agar tetap bersih dari embun dan air hujan.

2. Penyemaian Benih Terong

Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih seperti itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-500 gram. Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.

Wadah semai yang perlu disediakan adalah kotak kayu, atau polybag berukuran 10 x 12 cm² (berdiameter 5 cm) atau gelas aqua yang sudah dilubangi bagian bawah sisi kiri dan kanan sebanyak 3-4 lubang. Masukan media semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 1:3 kedalam wadah persemaian. Bila tanahnya berliat bisa ditambah pasir.

Sebelum disemai, biji/benih terung direndam dahulu di dalam air hangat (50°C) selama 1 jam. Kemudian biji/benih yang sudah direndam dibenamkan di dalam media semai kotak kayu dengan jarak 1-3 cm. Bila menggunakan polybag atau gelas aqua biji dibenamkan 1-2 biji per polybag atau per gelas aqua. Tutup biji dengan lapisan tanah tipis atau kompos. 

Biji yang telah dibenam disiram sampai basah kemudian ditutup dengan daun pisang selama 3-5 hari. Wadah tersebut diteduhkan di rumah persemaian. Penyiraman dilakukan setiap hari. Bila bibit terung sudah berumur 6 minggu (1,5 bulan) atau sudah memiliki daun 4-5 helai, bibit tersebut sudah siap untuk ditanam di bedengan.

3. Penanaman Terong

Penanaman dilakukan setelah tanah lokasi bibit sudah disiram terlebih dahulu. Dalam hal ini penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Adapun Langkah-langkah dalam penanaman yakni :

  • Genangi parit dengan air setinggi bedengan, kemudian kurangi air hingga ½ dari tinggi bedengan
  • Lubangi mulsa dengan jarak 50 cm X 60 cm
  • Masukan bibit yang sudah berumur 25 hari  atau sudah berdaun 4 helai kedalam lubang mulsa
  • Bila bagian bawah polybag sudah berlubang langsung masukan bibit beserta polybagnya atau di robek agar akar dapat berkembang ketanah
  • Kemudian tutup dengan sedikit tanah dan padatkan

4. Pemupukan Terong

a. Pemupukan Dasar  

Pemupukan ini dilakukan pada saat olah tanah sebelum bedengan dikerjakan, agar pupuk dasar terpendam dalam bedengan. Komposisinya : Phonska 120 kg/ha,  ZA 150 kg/ha, phospat 100 kg/ha.

b. Pemupukan Lanjutan 1

Pemupukan ini dilakukan pada saat tanaman umur 7 hst – 30 hst, dengan cara  campuran air dan pupuk dikocorkan kelubang  tanaman dengan takaran 200 ml – 250 ml setiap lubang tanaman. Komposisi : NPK  35 – 45 kg/ha, insektisida berbahan aktif karbofuran 7 kg/ha.

Pemupukan ini dilakukan 1 minggu sekali. Untuk pemupukan minggu 2, 3, dan 4, sudah tidak memakai  Insektisida,  fungsi  insektisida  untuk membasmi  hama yang ada didalam tanah.

c. Pemupukan lanjutan 2 

Pemupukan dilakukan ketika tanaman berumur 30 hst dan seterusnya.  komposisi : NPK  280 kg/ha atau campuran Phonska + ZA  300 kg/ha. Teknik pemupukan : tanah ditugal sedalam 5 cm pupuk dimasukan kedalam lubang kemudian ditutup dengan tanah. Jarak pupuk dengan batang tanaman sekitar 5 cm. pemupukan dilakukan dengan interval 7 - 10 hari.

5. Pemeliharaan Tanaman Terong

Supaya tanaman terong dapat berkembang dan tumbuh dengan baik serta maksimal perlu dilakukan pemeliharaan yang intensif. Berupa Penyulaman / penggantian tanaman yang mati akibat baru diambil dari pemindahan, lakukan diawal masa tanam. Penyiangan dan pembersihan gulma yang dilakukan 2 minggu sekali.  

Pada waktu musim hujan tidak diperlukan penyiraman, Waktu musim kemarau penyiraman dilakukan 1 hari 2x pagi dan sore atau apabila tanah bedengan terlihat kering dan juga setelah pemberian pupuk. Caranya  parit dialiri air 1/2 dari tinggi bedengan. 

Pemasangan tajuk dilakukan ketika tanaman berumur 7  hst. Tinggi tajuk 150 cm – 200 cm. Pemasangan tajuk berfungsi  agar batang dan daun dapat berkembang dengan baik dan tidak roboh.

Pemangkasan/perempelan dilakukan mulai tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama hingga bunga pertama atau batang yang bercabang kembar.

6. Hama Dan Penyakit Terong

Hama yang menyerang tanaman terong antara lain : Kumbang Daun (Epilachna sp), Kutu Daun (Aphis gossypii Glover), Tungau (Tetranynichus sp), Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon Hufn), Ulat Grayak (Spodoptera litura F.),. Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn), Kutu Daun Persik (Myzus persicae Sulzer), Lalat Buah (Bactrocera sp.), thrips (Thrips parvispinus Karny). Pengendaliannya disemprot dengan insektisida berbahan aktif : abamectin, klorpenapir, imidakloprit.

Penyakit tanaman ini antara lain : Layu Bakteri, Busuk Buah, Bercak Daun, Antraknose, Busuk Leher Akar, Rebah Semai, Mosaik, Busuk Daun, Penyakit Tepung. Pengendalian penyakit ini semprot dengan fungisida berbahan aktif : mankozeb, iprodium, Streptomisin sulfat, Klorotalonil, benomil.  

7. Pemanenan Terong

Tanaman terong  mulai dapat di panen umur 45 hst. Buah yang siap dipetik berwarna hijau pudar/keputih putihan untuk yang terung hijau dan ungu agak pudar untuk terung ungu. Panen dilakukan dengan interval 3-4 hari.

Panen dapat dilakukan sampai 24 kali dalam satu kali budidaya, tergantung jenis, musim, varietas dan perawatan.

0 Response to "Teknik Sederhana Budidaya Tanaman Terong"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel