Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)

 

Seledri (Apium graveolens L.) merupakan sayuran daun. Sayuran ini umumnya digunakan sebagai bumbu masakan. Beberapa negara seperti Jepang, Korea dan Cina menggunakan bagian tangkai daun sebagai bahan makanan. 

Di Indonesia sendiri tanaman selada diperkenalkan penjajah Belanda dan dimanfaatkan bagian daunnya untuk menyedapkan sup. Penggunaan seledri paling lengkap adalah di Eropa : daun, tangkai daun, dan umbinya semua dimanfaatkan.

Klasifikasi Tanaman Seledri

  • Kingdom     : Plantae
  • Divisi           : Spermatophyta
  • Sub divisi    : Angiospermae
  • Kelas            : Dicotyledonae
  • Ordo            : Apiales
  • Famili          : Apiaceae
  • Genus          : Apium
  • Spesies        : Apium graveolens L.

Morfologi Tanaman Seledri

a. Akar

Akar berbentuk tebal dan sistem akarnya menyebar ke semua arah sekitar 5 - 9 cm, Akar seledri memiliki kedalaman 30 - 40 cm

b. Batang

Tanaman seledri memiliki batang yang tidak berkayu, beruas, bercabang, tegak, hijau pucat. Panjang batang seledri sangat pendek sekitar 3 - 5 cm, sehingga seolah olah tidak kelihatan.

c. Daun

Daun seledri bersifat majemuk, daunnya menyirip ganjil dengan anakan antara 3 - 7 helai. Tepi daun beringgit pada pangkal maupun ujungnya runcing. Tulang daunnya menyirip dengan ukuran panjang 2 - 7,5 cm dan lebarnya 2 - 5 cm. Tangkai daun tumbuh tegak ke atas atau ke samping batang dengan panjang sekitar 5 cm, berwarna hijau atau keputihan.

d. Bunga

Bunga tanaman seledri tergolong bunga tunggal dengan tangkai yang jelas, sisi kelopak yang tersembunyi, daun bunga berwarna putih kehijauan atau merah jambu pucat dengan ujung yang bengkok. Bunga betina majemuk yang jelas, tidak bertangkai, sering mempunyai daun berhadapan atau berbatasan dengan tirai bunga. Panjang tangkai bunga tidak lebih dari 2 cm.

Baca juga : Klasifikasi dan Morfologi Kubis

Syarat Tumbuh Tanaman Seledri

a. Ketinggian Tempat dan Suhu

Tanaman seledri bisa ditanam disegala tempat, baik dataran rendah ataupun dataran tinggi yaitu antara 0 - 1200 m dpl, kelembaban antara 80 - 90% serta mendapat sinar matahari yang cukup. Sementara untuk mendapatkan produksi yang tinggi tanaman seledri menghendaki suhu berkisar antara 15 - 24 ºC. 

b. Curah Hujan

Tanaman seledri tidak tahan terhadap air hujan yang tinggi. Penanaman seledri lebih baik dilakukan pada akhir musim hujan dengan keadaan curah hujan berkisar antara 60 - 100 mm/bulan. 

d. Sinar Matahari

Tanaman seledri ialah tanaman sub tropis yang membutuhkan sinar matahari 8 jam per hari. Namun, tanaman seledri tidak tahan terkena matahari langsung secara berlebihan. Karena dapat menyebabkan tanaman layu dan menguning. Sebaliknya, jika tanaman seledri kurang mendapatkan cahaya pertumbuhannya akan terhambat, lemah dan pucat.

d. Tanah 

Tanah merupakan media tempat tumbuhnya tanaman yang tersusun dari bahan-bahan padat, cair dan gas. Bahan penyusun tanah dapat dibedakan atas partikel mineral, bahan organik, jasad hidup, air dan gas.

Fungsi tanah adalah sebagai media tumbuh yang menyediakan hara untuk tanaman dan sebagai penyedia serta penyimpan air. Tanah yang baik untuk pertumbuhannya yaitu tanah yang subur, gembur, mengandung unsur hara, aerasi yang baik, berwarna hitam atau coklat, dan bertekstur remah.

e. Derajat Keasaman Tanah (pH)

Tanaman seledri dapat tumbuh pada pH tanah antara 5,6 - 6,5 atau pada pH optimum 6,0 - 6,8. Tanaman seledri menyukai tanah yang mengandung garam Natrium, Kalsium, dan Boron.

0 Response to "Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Seledri (Apium graveolens L.)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel