Teknik Budidaya kentang

Tanaman kentang akan tumbuh subur di dataran tinggi yang beriklim dingin. Sedangkan pada dataran rendah dengan suhu udara tinggi, tanaman kentang akan kesulitan membentuk umbi. Dalam budidaya tanaman kentang juga memerlukan teknik agar didapatkan produksi yang tinggi.

Daerah yang ideal untuk budidaya kentang adalah dataran tinggi dengan ketinggian antara 1000-2000 m dpl. Suhu udara yang dingin antara 14-22 derajat. Curah hujan yang dibutuhkan antara 1000-1500 mm pertahun. Kondisi tanah yang baik adalah tanah gembur yang banyak mengandung unsur hara.

Seperti halnya budidaya jenis tanaman lainnya, terdapat beberapa tahapan teknik budidaya kentang yang harus diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa tahapan teknik budidaya tanaman kentang :

Pengolahan Lahan

Budidaya kentang membutuhkan tanah yang gembur oleh takrena itu tanah harus digemburkan terlebih dahulu, dengan cara membajak atau mencangkul. Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman kurang lebih 30 cm. 

Setelah pembajakan kemudian dilakukan membuat bedengan dengan lebar 80 cm, tinggi 10 cm serta panjang bedengan menyesuaikan lahan. Jarak antar bedengan kurang lebih 40 cm untuk akses aliran air hujan agar tidak menggenangi bedengan. Pembuatan bedengan dimaksudkan agar tanaman kentang tidak terendam saat hujan turun. Karena tanaman kentang merupakan tanaman yang sensitif, tidak menyukai kondisi tanah yang terlalu basah maupun terlalu kering.

Pemberian Pupuk Dasar

Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat pembuatan bedengan. Pupuk dasar dapat dicampur dengan tanah bedengan maupun ditabur diatas bedengan.  Pupuk yang baik adalah pupuk kandang yang telah matang, dengan dosis 20-30 ton per hektar. Bisa juga menggunakan pupuk NPK sebanyak 300-350 kg per hektar lahan. Biarkan selama 10-15 hari sebelum penanaman dilakukan.

Persiapan Bibit dan Cara Menanam Bibit

Pilih umbi yang sehat, tidak terinfeksi penyakit dan dipanen pada usia yang cukup. Bibit yang digunakan sebaiknya berasal dari umbi yang tua dengan ciri umbi kuat, bobot umbi 30-50 dengan besar rata-rata 30-45 mm, dan memiliki tiga hingga lima mata tunas.

Varietas yang umumnya digunakan yaitu : Granola, Cipanas, Atlantik M, Repita, Amabile dan Maglia. Pemilihan umbi untuk benih yang baik adalah umbi bertunas dan juga kuat yang telah melewati proses penyimpanan 4 bulan setelah panen. Sedangkan benih yang baik untuk dijadikan bibir yaitu benih yang telah tumbuh tunas kurang lebih 2 cm dan jumlah tunas mencapai 3 hingga 5 tunas per umbi.

Permukaan umbi harus mulus dan bebas dari cacat. Selanjutnya, dibuat garitan pada bedengan untuk meletakkan bibit. Bibit kentang ditanam dengan jarak 20 atau 30 cm. Kemudian ditimbun dengan tanah sehingga membentuk guludan setinggi 15 atau 20 cm.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kentang harus dilakukan agar tanaman tumbuh normal sehingga produksinya tinggi. Berikut beberapa pemeliharaan yang meliputi :

a. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila tumbuh rumput dan gulma yang mengganggu tanaman. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan perbaikan guludan, dilakukan pada saat tanaman berusia 1 bulan setelah tanam. Penyiangan dan perbaikan guludan selanjutnya dilakukan pada saat tanaman berusia 2 bulan. Setelah itu tanaman kentang sudah rimbun dan tidak perlu lagi dilakukan penyiangan.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan jika kondisi tanah terlihat kering. Lakukan penyiraman seperlunya saja, jangan sampai terlalu basah atau menggenang karena tanaman kentang tidak menyukai tanamh yang basah. 

c. Pemupukan susulan

Agar mendapatkan hasil panen yang melimpah maka dibutuhkan pemupukan secara rutin tiap 20 hari sekali sejak tanam dengan dosis sebagai berikut :

  • Pupuk Urea    : 500 kg/h
  • Pupuk ZA       : 150 kg/h
  • Pupuk KCL     : 100 kg/h
  • Pupuk SP36   : 400 kg/h
Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan diantara lubang tanam yang sudah ditanam umbi kentang. Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.

Pengendalian Hama Penyakit

Dalam budidaya tanaman, pengendalian hama dan penyakit adalah sesuatu yang sangat penting. Tidak terkecuali dalam budidaya kentang. Pengendalian sebaiknya dilakukan sejak dini, sebab jika sudah terlanjur parah serangan hama dan penyakit akan sulit untuk dikendalikan.

Hama dan penyakit yang biasanya menyerang tanaman kentang antara lain : ulat grayak, penggerek umbi, kutu daun, ulat tanah,  bercak daun, layu bakteri, busuk daun, busuk umbi, layu fusarium.

Pemanenan

Tanaman kentang bisa dipanen pada usia 80-120 hari. Usia tanaman sampai siap dipanen berbeda-beda, tergantung jenis variaetas. Tanaman kentang harus dipanen pada usia yang tepat. Jika dipanen ketika tanaman belum cukup umur menyebabkan kualitas umbi yang rendah, karena karbohidrat belum terbentuk maksimal. Begitu juga sebaliknya jika dipanen terlalu tua, kualitas umbi juga rendah karena resiko kerusakan umbi tinggi.

Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak umbi. Pada tanah yang sangat gembur pemanenan bisa menggunakan tangan dengan cara dikeruk. Cara ini lebih efektif karena resiko kerusakan umbi sangat kecil. Setelah selesai pemanenan biarkan sesaat agar tanah yang menempel pada umbi mengering dan mudah untuk dibersihkan. Kemudian umbi yang sudah terkumpul dikemas menggunakan karung goni agar mudah saat pengangkutan.

0 Response to "Teknik Budidaya kentang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel